Senin, 06 April 2015

Materi Geografi Kelas X - Dinamika Litosfer.

A. Struktur dan Pemanfaatan Litosfer
Litosfer adalah lapisan kerak bumi, berasal dari bahasa latin litho yang berarti batuan dan sphaira yang berarti lingkungan atau bola.
Lapisan ini terdiri atas zat padat dinamakan batuan yang secara umum terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Lapisan atas adalah SiAl (Silikat dan Alumunium)
2) Lapisan bawah adalah SiMa (Silikat dan Magnesium)
KLASIFIKASI BATUAN
Menurut proses terjadinya, batuan pembentuk litosfera dibagi atas 3 golongan:
1. batuan beku
Terbentuk karena magma yang mengalami pendinginan, lalu membeku. Berdasarkan tempat pembekuannya, batuan ini dibagai menjadi 3 :
a. Batuan beku dalam (batuan abyssis)
  • Pembekuan terjadi jauh di bawah permukaan bumi. Oleh karena itu pembekuannya sangat lambat. Akibatnya terbentuklah hablur-hablur mineral besar-besar yang sempurna dan kompak. Struktur mineral seperti ini disebut struktur plutonik atau granites atau holokristalin
  • Contoh: batuan granit, diorit, sienit, gabro
b. Batuan beku gang atau korok atau batuan hypoabyssis (struktur forfirit)
  • terbentuk akibat sisa magma yang masih cair meresap ke lapisan yang paling atas, menyusup ke sela-sela pipa-pipa gunung api lalu menjadi dingin dan membeku dengan proses yang relatif cepat, sehingga hablur-hablur mineral yang terjadi tidak sekelompok batuan dalam.
  • Contoh: granit forfirit, diorit forfirit, sienit forfirit
c. Batuan beku luar atau batuan beku effusif
  • Terbentuk akibat magma yang mencapai permukaan bumi lalu mengalami proses pembekuan dengan waktu yang sangat cepat. Oleh karena itu tidak sempat membentuk kristal atau hablur. Strukturnya disebut amorf (tidak berbentuk)
  • Contoh: basalt, andesit, obsidian.
2) batuan sedimen
Menurut Proses Terbentuknya batuan sedimen klastik (mekanik) batuan ini terdiri dari endapan pecahan atau hancuran berbeda yaitu:
a. breksi = berupa kerikil kecil dengan sudut-sudut tajam
b. konglomerat = berupa kerikil dengan sudut-sudut tumpul » pasir (batu pasir, tanah pasir, pasir)
c. tanah liat
d. batu lim
  • batuan sedimen kimiawi-anorganik atau batuan sedimen kimiawi.
  • Terjadi dari endapan hasil pelarutan secara kimia
  • Contoh: batu garam, gips
3) Batuan Metamorf
Batuan metamorf dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Batuan metamorf kontak, terjadi akibat adanya pengaruh suhu yang tinggi. Misal berdekatan dengan magma. Contoh: batuan kapur akibat pengaruh suhu yang tinggi menjadi cair, setelah itu mengalami proses pendinginan berubah menjadi batuan pualam.
Batuan metamorf dinamo, terjadi akibat tekanan yang tinggi dengan waktu yang lama. Batuan ini disebut juga batuan metamorf kinetis. Contoh: batu tulis (sabak) berasal dari tanah liat antrasit (batu bara muda).
Batuan metamorf pneumatolitis. Terbentuk akibat adanya penyusupan unsur-unsur lain dari proses pembentukan yang kedua diatas. Contoh: kuarsa yang dalam proses metamorfnya disusupi unsur borium, akan menghasilkan semacam batu permata yang disebut turmalin.
B. Pemanfaatan bentang alam pada lapisan kulit bumi oleh manusia dapat di golongkan menjadi dua, yaitu:
1. Pemanfaatan bentang alam daratan
a. Permukaan bumi yang rendah datar, biasanya merupakan hasil sedimentasi ( 0-200 m)
b. gunung dan pegunungan
2. Pemanfaatan bentang alam lautan
a. sumber penghidupan


 TENAGA ENDOGEN


A. Tektonisme
Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari kulit bumi yang menyebabkan perubahan lapisan permukaan bumi, baik mendatar maupun vertikal. Tenaga tektonik adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan gerak naik dan turun lapisan kulit bumi. Gerak itu meliputi gerak orogenetik dan gerak epirogenetik. (orogenesa dan epiro genesa).
1. Gerak orogenetik adalah gerak yang dapat menimbulkan lipatan patahan retakan disebabkan karena gerakan dalam bumi yang besar dan meliputi daerah yang sempit serta berlangsung dalam waktu yang singkat.
a) Lipatan : gerakan pada lapisan bumi yang tidak terlalu besar dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut atau melipat, kerutan atau lipatan bumi ini yang nantinya menjadi pegunungan. Punggung lipatan dinamakan antliklinal, daerah lembah (sinklinal) yang sangat luas dinamakan geosinklinal, ada beberapa lipatan, yaitu lipatan tegak miring, rebah, menggantung, isoklin dan kelopak.
Perhatikan gambar berikut:
Keterangan :
a. lipatan tegak

b. lipatan miring

c. lipatan rebah
d. lipatan menggantung
e. lipatan isoklin
f. lipatan kelopak
b) Patahan : gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung yang dalam waktu yang sangat cepat, sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi retak atau patah.
Bagian muka bumi yang mengalami patahan seperti graben dan horst. Horst adalah tanah naik, terjadi bila terjadi pengangkatan. Graben adalah tanah turun, terjadi bila blok batuan mengalami penurunan.
2. Gerak epirogenesa adalah proses pembentukan permukaan bumi berupa pengangkatan atau penurunan yang disebabkan oleh tenaga endogen. Prosesnya lama dan meliputi wilayah yang luas .
a) Gerak epirogenetic positif : gerakan permukaan bumi turun dan seolah olah permukaan air laut naik. Contoh, turunya pulau-pulau di kawasan Indonesia timur
b) Gerak epirogenetic negatif : gerakan permukaan bumi seolah-olah permukaan bumi naik dan seolah olah permukaan air turun. Contoh, naiknya dataran tinggi Colorado.
B. Vulkanisme
Adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma ke permukaan bumi.
Gejala vulkanisme dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Intrusi magma : peristiwa penyusupan di antara dua litosfer.
b. Ekstrusi magma : proses keluarnya magma ke permukaan bumi.
Material gunung api :
a. Efflata
b. Cair
c. Gas
Berdasarkan kekuatannya erupsi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a.Eksplosif (ledakan)]
b.Efusif (lelehan)
Tipe-tipe erupsi gunung api, terdiri atas :
1. Tipe Hawai
2. Tipe Strombolin
3. Tipe Vulkano
4. Tipe Pelee
5. Tipe Perret
6. Tipe Merapi
7. Tipe St Vincent
C. Seisme / gempa bumi
Seime sering disebut juga sebagai gempa. Gempa merupakan gerakan atau getaran kulit bumi yang disebabkan oleh gaya endogen.
Macam – macam gempa bumi :
1. Gempa tektonik terjadi karena pergeseran kerak bumi.
2. Gempa vulkanik adalah gempa bumi yang terjadi karena aktivitas vulkanisme.
3. Gempa runtuhan adalah gempa yang disebabkan oleh adanya runtuhan
Gempa berdasarkan intensitasnya :
1. Makroseime , yaitu gempa yang intensitasnya besar
2. Mikroseime, yaitu gempa yang intensitasnya kecil
Gempa berdasarkan hiposentrumnya :
1. Gempa dalam, yaitu antara 300 km-700 km
2. Gempa pertengahan, yaitu antara 100 km-300 km
3. Gempa dangkal, yaitu kurang dari 100 km
Alat pencatat gempa bumi adalah seismograf.



 TENAGA EKSOGEN



Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat merusak berupa air, gletser maupun sinar matahari.
1. Pelapukan / weathering
Pelapukan adalah proses pegrusakan atau penghancuran kulit bumi oleh tenaga eksogen.
Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
- pelapukan fisik atau mekanik
- pelapukan organis
- pelapukan kimiawi
Penjelasan ketiga jenis tersebut adalah:
a. Pelapukan fisik dan mekanik.
Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.
  1. Adapun pembekuan air di dalam batuan
  2. Berubahnya air garam menjadi kristal.
Pelapukan organik
Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan dan manusia,
Pelapukan kimiawi
Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa pelarutan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst).
Gejala atau bentuk - bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya:
1. Doline/lubang berbentuk corong
2. Goa dan sungai bawah tanah
3. Stalaktit an stalakit
2. Erosi/pengikisan
a. Air yang mengalir menimbulkan gesekan terhadap tanah dan batuan yang di laluinya. Pengikisan oleh air sungai yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan terbentuk v, jurang atau ngarai, aliran deras dan air terjun.
b. Pengikisan (erosi) oleh air laut/abrasi/korasi
Erosi oleh air laut merupakan pengikisan di pantai oleh pukulan gelombang laut yang Terjadi secara terus - menerus terhadap dinding pantai. Bentang alam yang diakibatkan oleh erosi air laut, antara lain cliff (tebing terjal), notch (takik), gua di pantai, wave cut platform (punggung yang terpotong gelombang), tanjung, dan teluk.
c. Erosi oleh es/gletser/ekhsarasi
Erosi oleh gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gletser (lapisan es) di daerah pegunungan. Contoh bentang alam yang terjadi akibat erosi gletser adalah pantai fyord
d. Erosi oleh angin ( Deflasi )
Pengikisan oleh angin banyak terjadi di daerah gurun atau di daerah yang beriklim kering. Jika angin dan pasir mengikis batu batuan yang dilaluinya maka akan membentuk batu cendawan di gunung pasir. Contohnya, mushroom rock.
3. Sedimentasi/pengendapan
a. Sedimen fluvial Sedimen fluvial adalah pengendapan yang materinya dibawa oleh aliran sungai. Pengendapannya terjadi di danau, sungai, atau muara sungai. Materi endapan yang dibawa oleh air disebut sedimen aquatis (aqua = air).
b. Sedimen aeolis Sedimen aeolis adalah suatu proses pengendapan yang materi-materinya dibawa oleh angin. Bentukan sedimen, misalnya, gundukan-gundukan pasir, baik yang besar maupun yang kecil seperti yang terdapat di Parangkusumo, Yogyakarta, sering disebut sand dunes. Selain itu, endapan debu-debu halus dapat membentuk tanah loss di gurun pasir
c. Sedimen marine Sedimen marine adalah suatu proses pengendapan di mana materi hasil abrasi diangkut dan diendapkan di sepanjang pantai. Contohnya adalah bar, gosong, tombolo, dan spit.
d. sedimentasi moraine adalah hasil dari erosi es yang diendapkan pada suatu tempat. Contohnya eskers, drumlin, dan cattles.
  1. Masswasting Mass Wasting yang sering juga disebut mass movement, merupakan perpindahan masa batuan, regolit dan tanah dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah karena gaya gravitasi.
 
 DEGRADASI LAHAN


A. Degradasi lahan
Degradasi adalah perubahan yang mengarah kepada kerusakan di muka bumi. Degradasi lahan di sini artinya penurunan kualitas maupun perusakan lahan. Degradasi lingkungan ini dapat terjadi dimanapun, karena di setiap aktifitas manusia pasti akan menimbulkan atau mengakibatkan degradasi (penurunan). Sebagai contoh kita dapat mengetahui bahwa setiap harinya manusia pasti akan mengahasilkan sampah, dimana sampah tersebut dapat mengakibatkan degradasi lahan (penurunana kualitas tanah) jika sampahnya plastik yang tidak mudah terurai, hal ini berbeda dengan limbah yang dihasilkan oleh pabrik.
Degradasi lahan secara umum disebabkan oleh proses alami dan akibat aktivitas manusia. Barrow (1991) secara lebih rinci menyatakan bahwa faktor-faktor utama penyebab degradasi lahan adalah:
1) Bahaya alami
2) Perubahan jumlah populasi manusia
3) Marjinalisasi tanah
4) Kemiskinan
5) Status kepemilikan tanah
6) Ketidakstabilan politik dan masalah administrasi
7) Kondisi sosial ekonomi
8) Masalah kesehatan
9) Praktek pertanian yang tidak tepat, dan
10) Aktifitas pertambangan dan industri.
B. Dampak degradasi lingkungan terhadap kehidupan.
• tingkat produktivitas lahan menurun
• tingkat kesuburan lahan merosot
• konversi lahan pertanian semakin meningkat
• luas dan kualitas lahan kritis semakin meluas
• tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan pertanian meningkat
• daya dukung lingkungan merosot
• tingkat pengangguran di pedesaan meningkat
• daya tukar petani berkurang
• penghasilan dan kesejahteraan keluarga petani menurun,
• kesenjangan antar kelompok masyarakat meningkat.
C. Beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi degradasi lahan adalah :
1. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah. Sebelum dilakukan remediasi hal yang perlu diketahui adalah:
a. Jenis perusak atau pencemar (organik/anorganik), terdegredasi/ tidak, berbahaya atau tidak.
b. Berapa banyak zat perusak/pencemar yang telah merusak/ mencemari tanah tersebut.
c. Perbandingan Karbon (C), Nitrogen (N), dan Fosfat (P)
d. Jenis tanah
e. Kondisi tanah (basa, kering)
f. Telah berapa lama zat perusak terendapkan di lokasi tersebut.
Ada dua jenis remediasi tanah:
a) In situ (on-site)
In situ adalah pembersihan di lokasi.
b) Ex situ (off site)
Ex situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. caranya:
 Tanah tersebut disimpan di bak/tangki yang kedap
 Kemudian pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut
 Selanjutnya zat perusak/pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah.
  1. Bioremediasi Bioremediasi adalah proses pembersihan perusakan atau pen¬ce¬maran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbondioksida dan air). Empat teknik dasar yang biasanya digunakan dalam bioremediasi:
  2. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrient, pengaturan kondisi redoks, optimasi PH, dan sebagainya.
  3. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.
  4. Penerapan immobilized enzymes.
  5. Penggunaan tanaman (phyroremediation)
 
 
 PEDOSFER


A. Faktor Pembentuk Tanah
1. Bahan induk
2. Iklim
3. Relief atau topografi
4. Organisme
5. Waktu
B. Jenis dan cirri tanah di Indonesia
1. Tanah aluvial
Tanah aluvial bersifat subur berasal dari sedimen lumpur yang dibawa oleh air
Sungai
2. Tanah vulkanis
Tanah vulkanis sangat subur, karena berasal dari abu gunung api (abu vulkanis).
3. Tanah humus (bunga tanah)
Tanah jenis ini terjadi akibat tumbuh-tumbuhan yang membusuk, bersifat sangat
subur karena banyak mengandung unsur hara.
4. Tanah organosol (tanah gambut)
5. Tanah podzolik merah kuning
Tanah ini bersifat basa jika terkena air dan mengandung kuarsa.
6. Tanah kapur
Tanah kapur adalah tanah yang berasal dari batuan kapur meskipun tidak subur.
7. Tanah pasir
Kadar air tanah pasir sangat sedikit, tanah ini sangat miskin unsur haranya.
8. Tanah laterit
Tanah laterit adalah tanah yang tidak subur, banyak mengandung zat besi dan aluminium. Tanah ini disebut tanah merah karena memang berwarna merah.
C. Erosi Tanah
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
D. Dampak Kerusakan Tanah
1) Penurunan produktifitas tanah.
2) Kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman.
3) Kualitas tanaman menurun.
4) Laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang.
5) Struktur tanah menjadi rusak.
6) Lebih banyak tenaga diperlukan untuk mengolah tanah.
7) Erosi gully dan tebing menyebabkan lahan terbagi-bagi dan mengurangi luas lahan yang dapat ditanami.
8) Pendapatan petani berkurang.
E. Usaha-usaha Mencegah Kerusakan Tanah
  1. Pemupukan; pupuk yang digunakan, yaitu pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk hijau, dan pupuk buatan.
  2. Menanami lereng-lereng yang telah gundul.
  3. Membuat irigasi yang baik secara kontinu, misalnya, membuat bendungan sebagai tandon air.
  4. Dibuat hutan-hutan cadangan pada lereng-lereng gunung.
  5. Penanaman pada tanah miring dengan sistem berteras-teras atau terasering, ini berguna untuk menjaga jangan sampai tanahnya tererosi.
  6. Untuk menjaga jangan sampai terjadi erosi maka sistem menanam di daerah miring harus menurut garis kontur (contour farming) supaya perakaran dapat menahan tanah.
  7. Sistem contour strip cropping, yaitu bercocok tanam di daerah miring dengan cara membagi bidang-bidang tanah dalam bentuk yang sempit dan memanjang serta mengikuti garis kontur. Masing-masing ditanami dengan tanaman yang berbeda jenisnya (tumpang sari).
  8. Pengolahan tanah di daerah yang miring, cara membajak tanahnya harus searah dengan garis kontur (contour plowing) sehingga terjadilah alur-alur yang sejajar garis kontur.
  9. Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan-hutan yang gundul.
 

PENGARUH LITOSFER TERHADAP KEHIDUPAN
 


Secara umum, litosfer adalah lapisan bumi yang paling atas dengan ketebalan lebih kurang 66 kilometer dan tersusun atas batuan. Litosfer merupakan lapisan kulit bumi yang mengikuti bentuk muka bumi yang bulat serta tersusun atas batuan dan mineral.
Batuan merupakan benda alam yang menjadi penyusun utama di muka bumi. Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku dan menjadi padat karena proses pendinginan. Berdasarkan tempat terjadinya pendinginan, batuan beku dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni :
• Batuan tubir/batu beku dalam
Batuan tubir hanya terdiri dari kristal dan terbentuk jauh di dalam kulit bumi. Bongkahan kristal yang besar terjadi karena proses pendinginan yang berjalan lambat. Contoh batuan ini adalah granit.
• Batuan leleran/batu beku luar
Pembekuan batuan ini terjadi di luar kulit bumi sehingga penurunan temperatur terjadi sangat cepat. Pada pembentukannya, kadang-kadang sama sekali tidak menghasilkan kristal, tetapi ada juga yang membentuk kristal-kristal kecil, sehingga batuan leleran dapat berupa kristal kecil, kristal besar, dan bahan amorf seperti liparit. Namun, ada juga yang berupa bahan amorf saja seperti batu apung.
• Batuan korok/batu beku gang
Batuan korok merupakan batuan yang terbentuk di dalam korok-korok atau gang-gang. Proses pendinginan berlangsung lebih cepat karena berada di dekat permukaan, sehingga batuan ini dapat berupa kristal kecil dan kristal besar, tetapi juga ada yang tidak mengkristal, seperti bahan amorf. Contohnya, granit fosfir.
2. Batuan Sedimen
Pelapukan yang dialami oleh batuan beku menyebabkan struktur batuan yang mudah lepas. Bagian yang lepas akan mudah terbawa air, angin, atau es. Bagian ini lantas akan terendap di suatu tempat. Bagian batuan yang mengendap tadi lama-kelamaan akan menumpuk dan mengeras membentuk batuan sedimen. Pengerasan batuan ini disebut dengan ‘pembaruan’.
Jika ditinjau dari tempat terjadinya pengendapan, batuan sedimen dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, sebagai berikut :
Batuan sedimen kontinental, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di laut. Misalnya, tanah los dan tanah gurun pasir.
Batuan sedimen marine, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di laut. Misalnya, endapan radiolaria di laut dalam, lumpur biru di pantai, dan lumpur merah.
Batuan sedimen lakustre, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di danau. Misalnya, tanah liat danau.
Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu :
Batuan sedimen klastik, yaitu batuan asal yang mengalami penghancuran secara mekanis dari ukuran besar menjadi kecil, kemudian mengendap membentuk batuan endapan klastik. Contoh umum batuan endapan klastik adalah batuan pasir dan batu lempung (shale).
Batuan sedimen kimiawi, yakni batuan yang terjadi karena proses kimiawi, seperti penguapan, pelarutan, dehidrasi, dan sebagainya. Contoh batuan sedimen kimiawi yang terjadi secara langsung adalah batuan sedimen kapur yang dinamakan stalaktit dan stalagmit yang terdapat di gua-gua kapur.
Batuan sedimen organik, yaitu batuan yang terjadi karena selama proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme, yaitu sisa-sisa rumah atau bangkai binatang yang tertimbun di dasar laut seperti kerang, dan terumbu karang.
3. Batuan Metamorf
Batuan malihan adalah batuan hasil perubahan dari batuan asal (batuan beku dan batuan endapan) akibat proses metamorfosis. Metamorfosis adalah suatu proses yang dialami batuan asal akibat dari adanya tekanan dan/atau temperatur yang meningkat.
MANFAAT LITOSFER BAGI KEHIDUPAN
Litosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan memiliki manfaat besar bagi kehidupan manusia. Litosfer bagian atas merupakan tempat hidup serta beraktivitas bagi manusia, hewan, dan tanaman. Adapun litosfer bagian bawah mengandung bahan-bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahan mineral atau tambang tersebut, di antaranya, minyak bumi dan gas, emas, batu bara, besi, nikel, dan timah.
Beberapa manfaat litosfer bagi kehidupan, di antaranya :
a) Industri elektronika, industri peralatan rumah tangga, industri bahan bangunan, maupun industri kendaraan bermotor dapat memanfaatkan unsur besi. Pada temperatur yang tinggi biji besi dicampur dengan kokas dan besi tua. Percampuran diatur dan dibakar secara merata. Kotoran dalam biji besi dihilangkan melalui proses reduksi, yaitu mengambil unsur oksigen dari biji besi. Proses pembakaran pada suhu tinggi menghasilkan cairan. Kemudian cairan tersebut dicetak dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan.
b) Dalam lapisan litosfer banyak terkandung berbagai mineral berharga, seperti intan, emas, perak, dan lain-lain.
c) Unsur uranium dalam jumlah yang sedikit dan terbatas dapat dimanfaatkan sebagai :
• Bahan bakar utama pada reaktor nuklir untuk menghasilkan energi listrik yang sangat besar. Selain itu, juga digunakan untuk memanaskan uap yang dapat menggerakkan turbin sehingga menghasilkan listrik.
• Girokompas dan alat pengontrol pada pesawat ruang angkasa. Uranium yang digunakan untuk keperluan ini memiliki tingkat radioaktif rendah.
• Alat bantu untuk menentukan usia batuan dan lapisan tanah.
• Bahan pembuatan dioksida uranium yang berguna dalam foto rontgen.
Uranium memiliki sifat fisik yang khas, yakni :
• Ditemukan di alam dengan warna hijau kekuning-kuningan atau coklat tua.
• Bila disinari cahaya ultra ungu, uranium akan mengeluarkan cahaya fluoresensi yang sangat indah.
d) Dalam kegiatan pertanian juga memanfaatkan unsur pada litosfer seperti pupuk buatan berupa NPK (nitrogen, phosphat, dan kalium). Pupuk NPK bermanfaat untuk :
• Menjadikan tanaman lebih hijau dan segar.
• Merangsang pertumbuhan akar sehingga tanaman menjadi lebih sehat dan kuat.
• Menjadikan batang tanaman lebih kuat dan tegak sehingga tidak mudah rebah.
• Menambah kandungan protein.
• Meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama penyakit.
• Mempercepat masa panen.
• Memperbesar ukuran buah, biji-bijian dan umbi.




 PENGARUH TEKTONISME DALAM KEHIDUPAN



Tektonisme merupakan tenaga yang bekerja dari dalam bumi dengan arah vertikal maupun horizontal sehingga mengakibatkan perubahan lokasi lapisan batuan pada permukaan bumi.
Ada dua jenis tektonisme, yaitu epirogenesis dan orogenesis. Epirogenesis adalah proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam bumi dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah melewati daerah luas. Orogenesis adalah pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi wilayah yang sempit, biasanya disertai proses retakan, patahan, dan lipatan.
Berdasarkan kecepatan gerak lurus dan luas wilayah yang mempengaruhinya, tenaga tektonisme dibagi menjadi dua, yaitu:
A. GERAK OROGENETIK
Gerak orogenetik/orogenesa adalah gerak yang menimbulkan lipatan, patahan, dan retakan disebabkan oleh gerakan dari dalam bumi yang besar dan relatif cepat, meliputi daerah yang sempit serta berlangsung dalam waktu yang singkat. Gerakan ini menyebabkan terbentuknya pegunungan. Contohnya, terbentuknya deretan lipatan pengunungan muda Sirkum Pasifik.
1.Lipatan (folds)
Lipatan adalah gerakan pada lapisan bumi yang tidak terlalu besar dan berlangsung dalam waktu lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut dan berlipat. Kerutan atau lipatan bumi inilah yang nantinya menjadi pegunungan. Bentuk lipatan terdiri dari:
Sinklinal atau lembah lipatan
Sinklinal atau lembah lipatan, yaitu bagian permukaan lapisan permukaan bumi yang terlipat karena bergerak ke bawah dan membentuk lengkungan. Lembah sinklinal yang sangat luas disebut geosinklinal. Lembah sinklinal yang sempit disebut sinklinarium. Daerah ladang minyak bumi di Indonesia, pada umumnya, terletak di daerah geosinklinal.
Antiklinal atau punggung lipatan
Antiklinal atau punggung lipatan ialah bagian permukaan lapisan permukaan bumi yang terlipat karena bergerak ke atas dan membentuk lengkungan. Antiklinal yang luas disebut geantiklinal, sementara yang sempit disebut antiklinarium.
Bidang porosan lipatan
Bidang porosan adalah lipatan suatu bidang pada lipatan yang membelah sudut antara sayap lipatan menjadi dua.
Jenis atau tipe lipatan dapat dibedakan atas:
a) Lipatan tegak (symmetrical fold)
Lipatan tegak adalah bentuk lipatan yang terjadi karena gaya tangensial yang bekerja pada lapisan sedimen sebelah-menyebelah tidak begitu besar. Atau terjadi karena pengaruh tenaga radial, yang kekuatannya sama atau seimbang dengan tenaga tangensial.
b) Lipatan miring (asymmetrical fold)
Lipatan miring adalah bentuk lipatan yang gaya tangensialnya bekerja secara terus-menerus. Atau terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama atau tenaga radial lebih kecil daripada tenaga tangensial.
c) Lipatan isoklin atau lipatan rebah (overturned fold) *
Lipatan isoklin atau lipatan rebah adalah suatu lipatan miring yang gaya tangensialnya bekerja secara terus-menerus. Atau, terjadi karena tenaga horizontal berasal dari satu arah.

d) *Lipatan disharmont

Lipatan disharmont adalah bentuk lipatan yang mengalami gaya tangensial pada suatu batuan lunak dan batuan keras secara berganti-gantian.
e) *Lipatan menutup (recumbent fold) *
Terjadi karena hanya tenaga tangensial saja yang bekerja.
*2. Patahan (fault) *
Patahan adalah gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung dalam waktu cepat, sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi retak atau patah.
Macam-macam patahan, antara lain:
1. Horst (tanah naik)
Horst ialah bagian kulit bumi yang terangkat secara vertikal oleh gaya endogen. Atau, lapisan tanah yang terletak lebih tinggi dari daerah sekelilingnya akibat patahnya lapisan-lapisan tanah sekitarnya.
2. Graben (tanah turun)
Graben ialah bagian kulit bumi yang merosot secara vertikal oleh gaya endogen. Atau, lapisan tanah yang terletak lebih rendah dari daerah sekelilingnya akibat patahan sekitarnya.
3. Fleksur
Fleksur ialah bentuk patahan yang terjadi karena pergeseran vertikal dari peralihan lipatan akibat peningkatan tenaga endogen.
4. Block Mountain
Block mountain terjadi akibat tenaga endogen yang membentuk retakan-retakan di suatu daerah, ada yang naik, ada yang turun, dan ada pula yang bergerak miring sehingga terjadi satu kompleks pegunungan patahan yang terdiri atas balok-balok litosfer.
5. Patahan transversal
Patahan transversal ialah patahan yang memotong tegak lurus arah lipatan.
6. Patahan jenjang
Patahan jenjang adalah patahan yang membagi kerak/kulit bumi pada bentuk bongkahan-bongkahan.
7. Zone/wilayah patahan
Zone/wilayah patahan ialah gerak patahan yang terjadi secara meluas tidak pada suatu tempat saja melainkan hampir mencapai beberapa wilayah yang membentuk jalur patahan.
8. Diaklas
Diaklas ialah bentuk patahan tanpa dislokasi.
B. GERAK EPIROGENETIK
Gerakan epirogenetik/epirogenesa ialah gerak yang dapat menyebabkan permukaan bumi seolah-olah turun naik, disebabkan karena gerakan dari dalam bumi yang lambat, berlangsung dalam waktu lama dan meliputi daerah luas.
Gerak epirogenetik dibedakan menjadi 2, yaitu;
a) Gerak Epirogenetik Positif
Gerak epirogenetik positif adalah gerakan bumi turun dan seolah-olah permukaan air laut naik. Hal ini kelihatan sangat jelas di pantai. Contohnya, turunnya pulau-pulau di kawasan Indonesia bagian timur (Kepulauan Maluku dan pulau-pulau Barat Daya sampai ke Pulau Banda).
b) Gerak Epirogenetik Negatif
Gerak epirogenetik negatif ialah gerakan permukaan bumi naik seolah-olah permukaan air laut turun. Contohnya, naiknya Pulau Timor dan Pulau Buton.
** C. PENGARUH POSITIF TEKTONISME**
1) Proses vulkanisme pada gunung api di Indonesia bermanfaat bagi lahan pertanian, karena abu vulkanik akibat letusan gunung api membuat tanah menjadi subur.
2) Gunung api merupakan penghasil bahan galian tambang seperti emas, intan, timah, serta bahan bangunan yang lainnya.
3) Bentuk hasil tenaga endogen dapat dijadikan wisata alam yang sangat menarik.
** D. PENGARUH NEGATIF TEKTONISME**
• Lereng-lereng yang terbentuk karena tenaga endogen ada yang terjal dan landai, yang tidak baik dijadikan daerah pertanian
• Daerah-daerah pegunungan yang terjal juga tidak baik dijadikan daerah pemukiman karena rentan terjadinya tanah longsor sehingga dapat menimbulkan kerugian, baik materil maupun korban jiwa.
• Proses alam endogen dapat menimbulkan gempa bumi dan letusan gunung api. Gempa bumi dan letusan gunung api dapat menelan korban jiwa manusia, membahayakan kesehatan masyarakat, serta menimbulkan kerugian material bagi penduduk setempat.




Via : Quipperschool.com

7 komentar: